Ada yang akrab dengan istilah friendzone?

Istilah ini memang jadi kekinian banget sejak banyak ftv dan akun galau bermunculan. Katanya sih friendzone itu seseorang yang punya harapan untuk jadi lebih dari temen tapi ditolak dan dijadiin "temen aja".

Trus apa masalahnya kalo jadi temen?

Harusnya sih nggak ada, kalau kamu BENERAN jadi temen.

Masalahnya si "temen" ini biasanya dimanfaatkan bak pacar namun tak mendapat timbal balik yang sesuai. Misalnya dihubungi pas lagi kesepian, diminta nemenin nonton bareng, diajak jalan, atau parahnya digandeng sana-sini kayak pacar tapi ya "temen doang".

Nah loh? Ngenes banget kan?

Menurut awal mula terbentuknya, friendzone terbagi dua tipe:
(1) Friendzone yang di-friendzone sebelum nembak
(2) Friendzone yang terperangkap dalam friendzone setelah ditolak (yaiyalah, kalau diterima jadi pacar dong!)

Friendzone Tipe 1 adalah temen yang awalnya kenal, deket, punya perasaan tapi belum juga diungkapkan. Alasannya bisa karena belum berani alias takut ditolak atau terlanjur nyaman sama hubungan yang sekarang sedang dijalani. Akhirnya dua orang ini terjebak dalam hubungan yang nggak jelas. Parahnya kalau salah satu ternyata nggak punya perasaan yang sama dan jadian sama orang lain.

Friendzone Tipe 2 adalah orang yang kenalan dan emang niat buat pacaran. Tapi sayangnya pas nembak.. ditolak. Biasanya sih ditolak dengan alasan klise "Aku mau kita tetep temenan." "Aku nggak mau merusak persahabatan kita." dan sejenisnya. Anehnya setelah peristiwa penolakan, hubungan dua orang ini makin dekat dan pihak yang ditolak akhirnya dimanfaatkan sama si penolak. Mulai dari jadi temen curhat, temen makan, temen nonton, temen jalan, sampe temen yang siap anter-jemput kemana-mana.

Di antara dua tipe friendzone di atas, Aul berharap kamu nggak masuk kategori manapun. Tapi kalau terlanjur basah, ya berenanglah selamatkan diri segera sebelum tenggelam!

Buat kamu yang lagi megap-megap di kolam friendzone, berikut beberapa tips yang bisa dicoba:

1. Saling ngerti kebutuhan masing-masing
Kamu butuhnya deket jadi pacar, dia butuhnya temen jalan--jelas aja nggak bakal ketemu ujungnya. Kebutuhan orang dalam berteman itu beda-beda, selain fokus pada apa yang kamu butuhkan coba mengerti kebutuhan dia juga. Jangan nomor duakan kebutuhan kamu atau pun orang lain.

2. Ngomong!
Ini nih yang butuh banyak keberanian. Banyak orang nggak mau mengomunikasikan kebutuhan dan tujuan awal mereka hanya karena takut dianggap pamrih. Kalau memang kamu deketin dia buat jadi pacar dan ternyata dia udah punya calon lain yang lebih potensial, kamu harus berani ngomong! Jangan mau aja dijadiin temen ngopi dan jalan saat dia kesepian.

3. Nggak boleh ada yang rugi
Namanya juga temenan kan, jangan sampai merugikan siapapun yang terlibat di dalamnya. Kalau kamu ngerasa waktu kamu habis buat dengerin dia curhat sampai kamu nggak punya kesempatan deketin orang lain, it's a bad signal. Sadari bahwa kamu juga punya kehidupan dan dia nggak bisa manfaatin kamu seenaknya. Pertemanan juga bisa expired lho kalau temen kamu sikapnya basi dan nggak peduli sama kamu.

Tips di atas cuma buat kamu yang mau menyelamatkan diri dari jebakan friendzone ya. Kalau kamu mau terus rasionalisasi soal "pengorbanan" dan "kesetiaan" (setia apaan? Pacaran juga belom) ya nggak ada paksaan juga.

sumber: https://www.psychologytoday.com/blog/the-attraction-doctor/201304/can-men-and-women-be-just-friends

Ide membuat blog ini muncul saat saya (Aul) dan sahabat saya (Uti) ngomongin soal bentuk tubuh. Meskipun kami berdua perempuan muda masa kini yang percaya diri, kami juga masih ngomongin topik yang biasa dijadikan sumber insekuritas perempuan muda pada umumnya--bentuk tubuh.

Kami berdua percaya bahwa orang punya bentuk tubuhnya sendiri-sendiri. Buat kamu yang pernah dengar istilah bentuk tubuh apel, pir, atau jam pasir--itulah yang kami maksud. Bentuk tubuh ini didasarkan pada proporsi beberapa bagian tubuh seperti pinggul, perut, dan paha. Semua bentuk tubuh tidak diciptakan ada yang lebih superior, kok. Selama kamu tidak kelebihan berat badan dan bisa beraktivitas dengan nyaman, maka tidak ada yang salah dengan bentuk tubuh kamu.

Obrolan bentuk tubuh kemudian berpindah ke pertanyaan kenapa ada pendapat bahwa bentuk tubuh langsing menjadi primadona saat ini. Saya memberikan keterangan waktu "saat ini" bukannya tanpa alasan, pasalnya bentuk tubuh primadona berganti terus tiap era. Kalau kamu mau lihat visualisasinya, silakan membuka tautan ini: Women’s Ideal Body Types Throughout History

Saat berbelanja di salah satu pusat perbelanjaan, kami pun memunculkan asumsi nyeleneh. Mungkin manekin baju yang jadi alasannya. Manekin baju dibuat kurus tinggi langsing lalu dipakaikan baju yang dijual. Perempuan-perempuan muda yang lewat dan tertarik kemudian membeli baju yang dipajang..

..dan dikecewakan bahwa ternyata baju yang mereka beli tidak semenarik seperti saat dipakaikan di manekin.

Duh, helloooooooo!
Jangan salahin badan kamu, girls! Bajunya memang dibuat tidak sesuai dengan bentuk tubuh kamu. Sedihnya, jarang ada yang mengingatkan soal ini!

Kami lalu berpikir, kenapa bukan kami yang bawel dan tukang komen ini yang mengingatkan? Berhubung kami memang banyak waktu luang karena suka menunda banyak tugas (do not try this at home).

Jadilah Perspectivelvet!

Kami harap kamu yang membaca perspektif yang kami sajikan sambil duduk santai seperti nonton di velvet room gedung bioskop. Selamat nonton baca!


Salam.
Aul & Uti